Pilih Nikah Muda Atau Perawan Tua?
DIALOG KEBENARAN - Menikah pada usia muda (18-25 tahun) memang masih menjadi kontroversi. Sebagian orang menganggap bahwa pernikahan di usia muda akan menimbulkan banyak masalah karena belum cukupnya kematangan emosi. Belum lagi jika adanya tuntutan dari keluarga untuk menyelesaikan studi atau mapan dahulu, seseorang pasti akan kontra dengan yang namanya menikah muda.
Nah.. Adapun manfaat dan keuntungan menikah muda adalah :
Berada pada usia reproduksi optimal
Usia 20an merupakan usia paling optimal untuk bereproduksi. Jika kita menunggu usia sekitar 30an demi berkarir atau alasan lainnya, bukankah percuma jika saat kita sudah cukup “mapan” tapi kita sudah tidak berada pada masa optimal lagi untuk bereproduksi?
Memperbaiki kondisi psikologis
Ketika pernikahan dimulai lebih cepat (usia 18-25 tahun) akan memberikan pengaruh yang lebih baik bagi perkembangan kesehatan psikologis pasangan. Kesimpulan itu diambil setelah mengadakan penelitian kepada 8.000 pasangan muda.
Berpotensi menghasilkan keturunan yang lebih berkualitas
Pernikahan yang dilakukan pada usia muda dapat membantu hubungan antara anak dan orang tua. Biasanya anak-anak akan lebih cepat memiliki intelegensia yang tinggi, memiliki tingkah laku yang baik, dan terlindungi dari depresi.
Lebih baik dalam mengelola stress
Hidup bersama bisa menolong pasangan suami istri untuk menjadi lebih mandiri dan memiliki rasa tanggung jawab yang lebih baik. Pengantin baru, akan terlihat lebih baik dalam mengatur emosi dan stres dibandingkan dengan rekan-rekannya yang belum menikah.
Meningkatkan kualitas hidup
Sebelum menikah umumnya seseorang tidak terlalu memperhatikan kondisi tubuhnya dan bertindak sesuka hati. Tapi sebuah studi menunjukkan pernikahan bisa membuat seseorang lebih sedikit terlibat dalam perilaku berisiko seperti mengonsumsi alkohol, sering pulang malam dan juga tidak merawat diri. Hal ini disebabkan karena ada orang-orang yang harus ia perhatikan selain dirinya sendiri. Selain itu jika ia sudah memiliki anak umumnya akan lebih jauh berperilaku sehat.
Jarak usia anak dengan orang tua tidak berbeda terlalu jauh
Seringkali kita temui seorang anak yang diantar oleh orang tuanya yang rasanya lebih pantas menjadi kakek atau neneknya. Selain faktor kesulitan dalam menyesuaikan pendapat karena perbedaan usia yang terlalu jauh (yang berarti juga makin besar perbedaan zaman), perlu dipertimbangkan juga masalah biaya.
Bayangkan bagaimana jika saat anak-anak kita duduk di bangku kuliah nanti dan kita sudah memasuki masa pensiun atau sudah tidak mampu bekerja lagi? Bukankah hal tersebut justru akan menyulitkan anak kita nanti?